Rabu, 16 Maret 2011

PENTINGNYA PEMERIKSAAN PADA NEWBORN

Tidak selalu pemeriksaan rutin pada bulan-bulan awal usia bayi membawa kabar baik. Terkadang, dokter menemukan ada masalah kecil pada si kecil. Berbahayakah masalah-masalah ini?

Untuk memantau dan mengetahui bahwa si kecil tumbuh sesuai dengan milestones-nya, diperlukan pemeriksaan rutin yang biasanya dilakukan hampir setiap bulan. Namun, terkadang hasil pemeriksaan membuat Anda khawatir karena ditemukannya masalah-masalah kecil pada tubuh si kecil. Anda tidak perlu khawatir karena biasanya masalah-masalah ini akan hilang seiring dengan pertumbuhan anak. Berikut beberapa masalah yang kerap ditemukan oleh dokter anak saat pemeriksaan rutin;

Bunyi Desiran pada Jantung

Bayi baru lahir memang cenderung mempunyai detak jantung yang lebih cepat dibanding manusia pada umumnya. Jantung mereka biasanya berdetak sebanyak 130 – 150 kali dalam semenit. Terkadang, detak jantung yang cepat ini diiringi oleh bunyi desiran. Tidak perlu khawatir, Andrea McCoy, M.D., ketua peneliti medis dari Jeanes Hospital, Philadelphia, Amerika Serikat, dalam situs www.parenting.com menyebutkan bahwa kasus seperti ini wajar terjadi pada bayi baru lahir dan sama sekali tidak berbahaya. Apa penyebab bunyi desiran pada jantung ini? Dr. McCoy menyebutkan bahwa penyebabnya adalah ventricular septal defect (VSD), yaitu kondisi dimana terdapat lubang kecil pada dinding jantung yang memisahkan bilik-bilik besar jantung. Kondisi ini tidak berbahaya, karena seiring pertumbuhan si kecil, VSD akan menutup dengan sendirinya. Yang diperlukan hanyalah pemantauan yang reguler terhadap perkembangan organ jantung anak. Namun, Anda perlu waspada jika bunyi desiran itu diikuti dengan gejala lain, seperti, berat badan tidak naik, biru pada kulit saat bayi menangis, dan bayi sulit minum susu.

Berat Badan Tidak Naik
Walaupun berat badan bayi biasanya bertambah dua kali lipat dari berat badan lahir pada usia empat bulan, dan bertambah tiga kali lipat pada usia satu tahun, ada beberapa anak yang tidak mengalaminya. Dr. McCoy menyebutkan bahwa, penyimpangan dari kurva pertumbuhan pada bayi baru lahir biasanya disebabkan oleh faktor-faktor sederhana dan bisa diatasi, seperti:
1.Genetika
Faktor genetik biasanya menjadi salah satu faktor mengapa seorang anak tidak bisa bertambah berat badannya sesuai usianya. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan solusi yang terbaik bagi pertumbuhan dan perkemban gan si kecil.

2.Gastroesophageal Reflux
Arti sederhana dari Gastroesophageal Reflux (GER) adalah kondisi dimana si kecil memuntahkan dalam jumlah besar makanan atau ASI yang sudah dikonsumsinya, jadi ia tidak mendapat kalori yang dibutuhkan. Beberapa penyebabnya adalah; pertama, otot antara kerongkongan dan perut pada bayi baru lahir, belum terbentuk sempurna, dan kedua, bayi baru lahir menghabiskan banyak waktunya dalam posisi tidur atau horizontal. Posisi seperti ini memudahkan makanan dan ASI untuk keluar kembali.

Saat si kecil berusia enam bulan, otot ini akan menguat, dan biasanya GER akan hilang (walaupun beberapa anak masih mengalami GER di atas usia sembilan bulan). Untuk mengatasi GER, Anda sebaiknya selalu menyedawakan si kecil secara reguler, menggendongnya dalam posisi vertikal selama 20 menit sehabis makan atau minum ASI, dan memberikan porsi makan dalam jumlah kecil terlebih dahulu.

Hip Dyslapsia
Hip dyslapsia adalah istilah medis untuk menggambarkan masalah pada sambungan tulang pinggul pada anak-anak. Jonathan Cluett, M.D., dari www.orthopedics.about.com menyebutkan bahwa hip dyslapsia biasanya terjadi pada 4 dari 1.000 jumlah kelahiran, dan biasanya terjadi pada bayi perempuan. Beberapa faktor risiko yang biasanya menyebabkan seorang anak mengalami hip dyslapsia adalah:

1.Anak yang memiliki sejarah keturunan hip dyslapsia.
2.Anak yang lahir dengan posisi sungsang.
3.Oligohydraminos (kurangnya cairan ketika dalam kandungan)

David Roye, Jr., M.D., ketua dokter bedah anak dari Morgan Stanley Children's Hospital of New York Presbyterian menyebutkan bahwa apabila tidak diperiksa secara teliti, hip dyslapsia tidak akan disadari oleh penderita hingga usia 50 tahun, ketika mulai mengalami nyeri di bagian pinggul.
David Roye menambahkan bahwa hip dyslapsia benar-benar bisa diatasi, asal diketahui sejak dini. Apabila kelainan ini ditemukan sebelum usia tiga bulan, maka faktor kesembuhannya adalah 95%. Bayi dengan hip dyslapsia yang berusia di bawah enam bulan akan dirawat menggunakan alat bantu penyokong pinggul selama 6-12 minggu. Untuk beberapa kasus hip dyslapsia pada bayi yang berusia lebih dari enam bulan, biasanya dirawat menggunakan gips, dan untuk balita, terkadang diperlukan operasi.

Mata Berseberangan
Bayi baru lahir terkadang memiliki mata yang berseberangan (crossed eyes), yaitu arah pandangan yang berbeda antara mata kanan dan mata kiri. Berbeda dengan mata juling (strabismus) yang merupakan kelainan bawaan lahir, crossed eyes wajar terjadi pada bayi baru lahir karena belum sempurnanya perkembangan dan fungsi dari otot organ mata. Belum sempurnanya kerja otot ini menyebabkan gerak antara mata kanan dan kiri tidak serempak. Saat usianya menginjak tiga atau empat bulan, kedua matanya akan mampu bergerak bersamaan. Apabila si kecil sudah berusia enam sampai sembilan bulan, namun kedua matanya masih tampak berseberangan, Anda sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk pengobatan yang lebih lanjut.

Alat Kelamin Bengkak
Banyak orang tua yang merasa khawatir saat melihat sang buah hati yang baru berusia beberapa hari memiliki alat kelamin yang merah dan membengkak. David Geller, dokter anak dari situs www.babycenter.com menyebutkan bahwa kondisi ini wajar dialami oleh bayi baru lahir. Para bayi lahir dengan kelebihan cairan dalam tubuhnya, dan akan mereka buang pada hari-hari pertama kehidupannya, melalui air seni atau keringat. Kelebihan cairan dalam tubuh bayi cenderung berkumpul pada daerah-daerah tertentu, terutama wajah dan alat kelamin. Penyebab lain bengkaknya alat kelamin pada bayi baru lahir adalah berlebihnya jumlah hormon dari sang ibu yang didapat bayi sebelum persalinan. Kondisi seperti ini dikenal dengan istilah hydrocele, yang biasanya akan hilang seiring pertumbuhan anak, saat ia mendekati usia satu tahun.

Kaki Melengkung
David Geller, dokter anak di situs www.babycenter.com, menyebutkan bahwa kebanyakan bayi lahir dengan kondisi kaki yang melengkung. Ini disebabkan oleh posisi bayi dalam rahim selama kehamilan. Saat ia mulai berjalan, pada usia sekitar 9-17 bulan, tulang-tulang kakinya akan mulai berubah karena mereka mulai dibutuhkan untuk menyokong berat badan si kecil. David mengatakan biasanya setelah enam bulan berjalan, si kecil akan mempunyai bentuk kaki yang normal dan lurus. Bentuk kaki melengkung merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan yang biasa dilalui oleh banyak anak. Namun, ada juga beberapa kasus bentuk kaki melengkung yang merupakan indikasi adanya kelainan bentuk kaki. Apabila setelah bisa berjalan, bentuk kaki si kecil tetap melengkung, segeralah berkonsultasi dengan dokter anak Anda. 

(cOPIED FROM:WWW.MOTHERANDBABY.CO.ID)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar