Pakar imunologi terkemuka, Dr. Liliane Grangeot-Keros, dari Universite Paris Sud II, Perancis, melakukan tur keliling negara-negara Asia untuk mempromosikan pentingnya penapisan TORCH pada wanita hamil. Jika tidak terdeteksi, infeksi TORCH mungkin menyebabkan cacat dan kematian pada bayi. Menurut World Health Organization, lebih dari 10,000 bayi baru lahir meninggal setiap hari meskipun penyebabnya bisa dicegah, seperti infeksi TORCH. TORCH (toksoplasma, rubela, cytomegalovirus/CMV dan herpes simplex) adalah sekelompok infeksi yang dapat ditularkan dari wanita hamil kepada bayinya. Bahayanya adalah, infeksi ini biasanya tidak bergejala
sehingga banyak ibu tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi dan berisiko menulari bayinya. Jadi, Grangeot-Keros menyarankan penapisan infeksi TORCH pada trimester pertama kehamilan pada semua wanita, sehingga infeksi bisa diterapi lebih dini serta mengurangi kemungkinan terjadinya cacat atau kematian bayi.
Toksoplasma menyebabkan 5–10% risiko keguguran. Janin yang terinfeksi namun tetap hidup 8–10% berisiko mengalami kerusakan mata atau otak dan 10 – 13% akan mengalami kerusakan penglihatan. Rubela dihubungkan dengan 90% risiko cacat bawaan seperti buta, tuli, penyakit jantung dan keterbelakangan mental. Kebanyakan wanita yang terinfeksi rubella pada trimester pertama akan mengalami keguguran atau bayinya meninggal saat lahir. Sering pula terjadi, bayi lahir prematur dengan berat badan lahir rendah. Sedangkan bila terinfeksi cytomegalovirus dan tetap bertahan hidup, sekitar 10% bayi akan mengalami komplikasi dan 80–90% diantaranya akan memiliki kelainan parah seperti hilangnya pendengaran, kerusakan penglihatan dan berbagai tingkat keterbelakangan mental. Dr. Grangeot-Keros akan memberikan edukasi kepada para dokter dan teknisi laboratorium kesehatan mengenai pentingnya penapisan infeksi TORCH pada semua wanita hamil.
Ia juga akan mengangkat pentingnya vaksinasi untuk melawan infeksi tertentu seperti rubela sebelum kehamilan serta konseling mengenai kebersihan untuk menurunkan risiko toksoplasmosis dan CMV. “Di Indonesia, sekitar 60% wanita terinfeksi TORCH, yang mengakibatkan cacat bawaan atau kematian 7–12 bayi per 1.000 kelahiran setiap tahun. Kami berharap, dengan makin tingginya pemahaman dan kesadaran mengenai bahaya infeksi TORCH, maka dokter akan mendorong para wanita yang sedang hamil atau berencana untuk hamil agar melakukan penapisan TORCH untuk membantu menurunkan angka fatalitas dan kelainan pada bayi,” kata Dr. Yuditia Purwosunu, SpOG (K), dokter dari Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dalam acara edukasi media mengenai penapisan TORCH yang diadakan oleh Roche.(Copide from:www.motherandbaby.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar