Sabtu, 26 Februari 2011

Pengantar Bisnis - Bab 10 dan Bab 11 Mengelola Karyawan

MENGELOLA KARYAWAN

Pokok bahasan Mengelola karyawan terdiri dari 2 bab pembelajaran, yaitu :
  1. Bab 10 Memotivasi Karyawan
  2. Bab 11 Merekrut, Melatih, dan Mengevaluasi Karyawan

Bab 10
MEMOTIVASI KARYAWAN
Suatu perusahaan memiliki indikasi untuk dapat mengarahkan perusahaan tersebut untuk  meraih masa depan perusahaaan  yang cemerlang. Oleh sebab itu perusahaan mengandalkan manajernya untuk mengarahkan sumber daya manusia yang dimiliki untuk melebarkan sayap perusahaan menjadi lebih lebar dan maju.
  1. Nilai dan Motivasi
Suatu perusahaan dapat meraih keberhasilan karena karyawan yang termotivasi oleh lingkungan kerjanya untuk berkinerja secara baik dan menghasilkan karya-karya yang mengagumkan bagi manajer dan perusahaannya. Ada berbagai cara untuk memotivasi karyawan agar dapat berkinerja secara baik.
Beberapa manfaat memotivasi karyawan sebagai berikut:
·        Mendorong karyawan untuk berupaya membuat dan menghasilkan produk yang berkualitas
·        Mendorong karyawan untuk berupaya menjual produk
·        Mendorong karyawan untuk berusaha efisiensi biaya produksi yang rendah dan pemasaran
·        Mendorong karyawan untk berupaya mencapai biaya pembiayaan yang rendah
·        Mendorong para karyawan untuk mengembangkan diri dan kemampuannya
·        Menambah rasa kepedulian yang tinggi terhadap perusahaan
·        Mencegah terjadinya keresahaan di kalangan karyawan yang selama ini kurang diperhatikan
·        Mengurangi karyawan yang yang meninggalkan perusahaan
·        Mengoptimalkan penggunaan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan karyawan, sesuai dengan potensi yang bersangkutan
  1. Teori Motivasi
Kepuasan kerja (job satisfaction) sangat mempengaruhi motivasi terhapad karyawan., dengan kata lain bahwa kepuasan kerja merupakan suatu tingkat dimana karyawan tersebut merasa puas dengan hasil pekerjaannya. Para manajer yang dapat memberikan kepuasan kerja kepada karyawannya berarti telah dapat memotivasi karyawannya. Ada beberapa macam teori motivasi yang dapat dijadikan menjadi suatu pedoman bagi manajer-manajer di suatu perusahaan:
    1. STUDI HAWTHORNE
Para peneliti ini melakukan studi ini  pada akhir tahun 1920-an terhadap para pekerja di Western Electric Plant. Hasilnya bahwa beberapa penyesuaian ke dalam kondisi yang mencerminkan perhatian ditingkatkan ke arah karyawan, maka perusahaan memperoleh produktivitas yang lebih tinggi. Dalam hal ini, karyawan diperbolehkan ikut berpartisipasi terhadap perusahaan.
    1. HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW
Teori hierarki kebutuhan {hierarchy of needs} dikembangkan oleh Abraham Maslow, seorang psikolog, pada tahun 1943. Teori mengatakan bahwa kebutuhan manusia diperingkatka dalam lima kategori umum. Orang-orang harus memenuhi kebutuhan yang lebih rendah dalam rangka meningkat kepada kebutuhan yang lebih tinggi.
” HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW ”
ü      Aktualisasi diri meliputi memaksimalkan potensi
ü      Kebutuhan akan penghargaan meliputi rasa hormat, prestise, pengakuan, dan kekuasaan
ü      Kebutuhan sosial meliputi interaksi sosial dan penerimaan oleh orang lain
ü      Kebutuhan keselamatan meliputi keamanan kerja dan kondisi kerja yang aman
ü      Kebutuhan fisioligis meliputi pangan, papan, dan sandang




Pyramid Diagram

    1. STUDI KEPUASAN KERJA HEZBERG
Frederick Hezberg melakukan survey pada akhit tahun 1950-an terhadap 200 akuntan dan insinyur mengenai kepuasan kerja. Berikut adalah faktor-faktor umum yang membuat karyawan merasa puas atau tidak puas dengan pekarjaannya.
ü      Faktor-faktor higiene (environmental):
o       Kondisi kerja
o       Supervisi
o       Gaji
o       Keamanan kerja
o       Status
o       Kebijakan
o       Uang
Faktor-faktor hiegene (hygiene factor) mempertimbangkan pencegahan bukan motivasional tetapi tidak boleh perhatian motivasional tidak disajikan. Faktor-faktor ini berkaitan dengan pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar dan mencegah timbulnya ketidakpuasan kerja.
ü      Faktor-faktor motivasional (the job it self)
o       Pencapaian
o       Tanggung jawab
o       Pengakuan
o       Kemajuan
o       Pertumbuhan
o       Tantangan kerja
Faktor-faktor motivasional (motivational factor) berkitan dengan pekerjaan yang dapat menciptakan kepuasan kerja dan memotivasi karyawan.
    1. TEORI X DAN TEORI Y McGREGOR         
    2. TEORI Z
    3. TEORI HARAPAN
    4. TRORI EKUITAS
Perbandingan Teori Motivasi :
TEORI
IMPLIKASI
Teori yang dikembangkan dari studi Hawthorne
Pekerja dapat dimotivasi dengan perhatian
Hierarki kebutuhan Maslow
Kebutuhan pekerja bervariasi, dan manajer dapat memotivasi pekerja untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan ini
Studi kepuasan kerja Herzberg
Kompensasi, kondisi kerja yang memadai, dan faktor-faktor lainnya tidak memastikan adanya kepuasan karja tetapi hanya mencegah timbulnya ketidakpuasan kerja. Dengan demikian, faktor-faktor lain (seperti tanggung jawab) dibutuhkan untuk memotivasi pekerja
Teori X dan Y McGregor
Berdasarkan Teori X, pekerja akan menghindari pekerjaan juka mungkin dan tidak dapat menerima tanggung jawab.
Berdasarkan Teori Y, pekerja mau bekerja dan lebih menyukai untuk memiliki lebih banyak tanggung jawab. Jika Teori Y ada, manajer dapat memotivasi pekerja dengan mendelegasikan tanggung jawab.
Teori Harapan
Pekerja termotivasi jika imbalan potensial untuk kinerja yang tinggi diinginkan dan dapat dicapai.
Teori Ekuitas
Pekerja termotivasi jika mere diberikan kompensasi sesuai dengan pandangan pekerja akan kontribusi mereka kepada perusahaan
Teori Penegakan
Perilaku yang baik seharusnya ditegakkan secara positif dan perilaku yang buruk seharusnya ditegakkan secara negatif untuk memotivasi pekerja di masa depan


  1. Memotivasi Karyawan yang Tidak Puas
Karyawan yang puas dengan pekerjaanya secara otomatis tidak termotivasi untuk berkinerja dengan baik. Perusahaan yang tidak mampu mendisiplinkan karyawan yang tidak puas dan berkinerja buruk, maka karyawan lain harus mengambil alih bagian tersebut. Kalau mereka keluar dari perusahaan, mungkin akan lebih menguntungkan bagi persuhaan. Akan tetapi jika mereka tetap memutuskan untuk tetap tinggal, mereka akan bekerja dengan semuanya sendiri. Bahkan mereka akan berusaha untuk menghindar dari pekerjaan yang seharusnya mereka kerjakan. Dengan demikian sebaiknya perusahan mengambil langkah bijaksana dengan segera melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan yang tidak puas.
  1. Bagaimana Perusahaan Dapat Meningkatkan Kepuasan dan Motivasi Kerja
Untuk dapat meningkat kepuasan dan motivasi kerja  perusahaan membentuk berbagai program pengayaan kerja (job enrichment program), antara lain:
·        Program kompensasi yang memadai
·        Keamanan kerja
·        Jadwal kerja yang fleksibel
·        Program keterlibatan karyawan
Berikut ini adalan penjabaran dari masing-masing program yang diadakan perusahaan untuk para karyawannya:

            Program Kompensasi yang Memadai
Perusahaan harus dapat memonitr karyawannya dengan baik. Karyawan yang berkinerja baik maka berhak untuk mendapatkan persentase gaji yang tertinggi.Perusahaan harus dapat engembangkan program Kompensasi yang sesuai bagi setiap karyawannya. Berikut merupakan bentuk program-progam kompensasi yang dapat dilaksanakan perusahaan kapada karyawannya:
·        Sistem jasa merupakan sistem kompensasi yang mengalokasikan kenaikan gaji sesuai dengan kinerja (jasa)
·        Sistem merata merupakan sistem kompensasi yang mengalokasikan kenaikan gaji yang sama bagi seluruh karyawan
·        Program insentif adalah memberikan berbagai bentuk kompensasi kepada karyawan jika mereka mencapai target kinerja tertentu
Pedoman-pedoman berikut dapat membantu rancangan program kompensasi dalam memotivasi karyawan:
1)      Menyelaraskan program kompensasi dengan tujuan bisnis
2)      Menyelaraskan kompensasi dengan tujuan karyawan tertentu
3)      Menetapkan tujuan yang dapat dicapai bagi karyawan
4)      Meneima masukan karyawan mengenai program kompensasi

Keamanan Kerja
Karyawan yang memiliki keamanan kerja akan termotivasi untuk bekerja dengan baik, karena mereka merasa aman dengan kondisi yang ada di lungkungan kerjanya. Sehingga mereka merasa nyaman dalam bekerja. Keaman kerja mendorong karyawan agar memiliki komitmen jangka panjang terhadap perusahaan.

Jadwal Kerja yang Fleksibel
Perusahaan memberikan fleksibilitas kepada karyawan dalam hal penentuan waktu kerja dalam jadwal kerja mereka. Jadwal kerja ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu:
·        Program waktu fleksibel merupakan program yang memungkinkan jadwal jadwal kerja yang lebih fleksibel
·        Minggu kerja yang dipadatkan merupan adalah memadatkan beban kerja ke dalam jumlah hari yang lebih sedikit per minggunya
·        Berbahi tugas merupakan dua orang atau lebih berbagi jadwal kerja tertentu

Program Keterlibatan Karyawan
Metode-metode yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi karyawan dengan melibatkan karyawan itu sendiri:
·        Perluasan pekerjaan
·        Rotasi pekerjaan
·        Pemberdayaan dan manajemen partisipatif
Bentuk manajemen partisipatif yang paling populer adalah manajemen berdasarkan tujuan (management by objectives-MBO)
·        Kerja sama tim(team work)
·        Manajemen terbuka

Contoh Makalah untuk Tugas Bahasa Indonesia Keilmuan

Dampak Konflik Kepentingan Manajer Puncak terhadap Kepuasan Pemegang Saham

1.                  Pendahuluan
Pemegang saham merupakan orang-orang yang memiliki posisi paling atas dalam perusahaan. Pemegang saham membeli saham perusahaan atau dapat dikatakan sebagai pemilik perusahaan. Pemegang saham memiliki wewenang untuk memilih manajer puncak untuk menjalankan perusahaan. Pemegang saham saham akan memperoleh keuntungan berupa deviden atau dapat ditambahkan sebagai modal perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Pemegang saham pada perusahaan besar dan terbuka dapat menjual saham dengan cepat. Kepemilikan perusahaan dengan mudah akan berpindah tangan kepada pemegang saham lainnya. Suatu perusahaan memiliki struktur organisasi yang terdiri dari manajer-manajer. Manajer merupakan orang yang mengelola suatu perusahaan dan menjalankan fungi-fungsi manajemen. Para pemegang saham menunjuk manajer puncak untuk mengelola perusahaan yang dimiliki.
Para pemegang saham sering mengalami kegagalan atas usaha yang telah dirintis. Para pemegang saham mengalami kegagalan yang diakibatkan oleh kesalahan dalam menentukan perwakilan pada perusahaan. Pemegang saham memberikan kepercayaan dan  wewenang kepada manajer puncak untuk mengelola investasi dana agar dapat  memberikan profit yang memuaskan. Para pemegang saham  yang tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang kinerja perusahaan, akan terjerumus untuk berinvestasi pada perusahaan yang salah. Para pemegang saham akan mengalami kekecewaan atas kinerja perusahaan yang buruk, karena tidak dapat memberikan profit yang banyak bahkan akan menimbulkan kerugian.
Manajer puncak memiliki wewenang yang penuh atas operasional perusahaan. Manajer puncak menentukan jalannya suatu perusahaan melalui keputusan-keputusan yang diambil. Manajer puncak  bertanggung jawab memberikan kepuasan kepada para pemegang saham atas dana yang diinvestasikan di perusahaan. Manajer puncak tidak boleh mengambil keputusan-keputusan yang merugikan para pemegang saham. Akan tetapi, pada kenyataannya manajer puncak menyalahgunakan wewenang sehingga merugikan para pemegang saham. Manajer puncak lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan para pemegang saham. Manajer puncak mewujudkan kepentingan pribadi dengan menggunakan dana para pemegang saham yang dikelola. Manajer puncak menjadikan kepentingan pribadi sebagai prioritas utama. Manajer puncak melanggar tanggung jawab terhadap para pemegang saham, sehingga menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap kinerja perusahaan dan investasi para pemegang saham.
Contoh nyata terjadinya konflik kepentingan, yaitu skandal pada Enron Corporation yang mengalami kebangkrutan di akhir tahun 2001. Skandal Enron Corporation telah menggemparkan dunia bisnis internasional. Enron Corporation merupakan sebuah perusahaan besar di Amerika Serikat yang memberikan laporan keuangan melalui penipuan akuntansi secara sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Skandal besar ini merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis Amerika Serikat yang mengakibatkan sekitar 4.000 karyawan kehilangan pekerjaan. Skandal ini mangakibatkan para direktur menjalani proses hukum dan membayar ganti rugi sampai harta benda pribadi yang dimiliki. Selain itu, skandal ini mengakibatkan perusahaan akuntansi ternama Arthur Andersen dibubarkan. Enron Corporation menjadi lambang skandal korupsi korporasi terbesar dan terumit sepanjang sejarah bisnis Amerika Serikat yang dilakukan secara sengaja.
Penyalahgunaan wewenang yang dilakukan manajer puncak terhadap para pemegang saham seharusnya tidak terjadi. Para pemegang saham seharusnya menjadi prioritas utama bagi manajer puncak dalam mengambil keputusan-keputusan perusahaan. Keputusan-keputusan manajer puncak tidak boleh merugikan para pemegang saham. Menurut Madura (2007:454) direksi dipilih oleh pemegang saham dan bertindak untuk mewakili kepentingan mereka. Manajer puncak seharusnya menjalankan tanggung jawab untuk memberikan kepuasan kepada para pemegang saham. Menurut Madura (2007:78) perusahaan bertanggung jawab untuk memuaskan pemiliknya (pemegang saham). Manajer tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadinya di atas kepentingan perusahaan. Menurut Sule dan Saefullah (2008:36) meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum. Kepentingan perseorangan harus diupayakan agar senantiasa di bawah kepentingan organisasi, artinya prioritas harus didahulukan untuk kepentingan bersama (perusahaan) daripada kepentingan pribadi.
Konflik kepentingan manajer puncak menjadi masalah penting bagi para pemegang saham untuk memastikan dana yang telah diinvestasikan. Jika masalah ini tidak terjadi, maka perusahaan dapat menunjukkan kebenaran atas kinerjanya, baik dalam keadaan laba maupun rugi. Para pemegang saham dapat memperoleh pengembalian yang sebanding atas dana yang telah diinvestasikan pada perusahaan. Di sisi lain, manajer puncak dapat memperoleh kompensasi gaji yang tinggi tanpa adanya manipulasi terhadap perusahaan. Hubungan antara para pemegang saham dan manajer puncak dapat terbina dengan baik tanpa adanya rasa curiga dan kecewa atas hak dan kewajiban masing-masing pihak. Dengan demikian, akan memberikan nilai positif bagi perusahaan untuk berkinerja dengan baik.
Penulisan makalah ini memberikan banyak manfaat dalam proses menjalankan suatu perusahaan. Makalah ini memberikan pengetahuan untuk melaksanakan tanggung jawab dalam berbisnis dan menghargai kepentingan orang lain, sehingga pembaca mampu menempatkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan bersama. Makalah ini memberikan himbauan kepada pembaca yang mungkin suatu saat menjadi manajer puncak untuk tidak melakukan pengambilan keputusan yang merugikan orang lain, menjalankan tanggung jawab dengan baik, dan mampu menjaga kepercayaan dan wewenang yang diberikan oleh para pemegang saham perusahaan. Makalah ini juga bermanfaat kepada pembaca yang mungkin suatu saat menjadi pemegang saham untuk lebih berhati-hati dalam menginvestasikan dana kepada suatu bisnis yang dikelola oleh orang lain, mengajarkan cara mengantisipasi agar konflik kepentingan ini tidak terjadi, dan memberikan solusi untuk mengatasi dampak dari konflik kepentingan manajer puncak 
Tujuan penulisan makalah ini dapat tercapai dengan cara memberikan kiat-kiat untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan manajer puncak dan  solusi-solusi yang dapat dilakukan jika konflik kepentingan ini terjadi. Selain itu, dengan cara memberikan motivasi kepada orang lain untuk manjalankan tanggung jawab dengan baik dan menghargai orang lain. Melalui makalah ini, akan diberikan gambaran-gambaran yang terjadi akibat konflik kepentingan, sehingga pembaca tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan oleh orang lain.
2.         Pembahasan
2.1       Tingkatan-tingkatan Manajemen dalam Perusahaan
            Perusahaan memerlukan manajemen yang handal untuk menjalankan perusahaan agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Manajemen menentukan arah masa depan perusahaan. Menurut Daft (2010:6) manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan organisasional secara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya-sumber daya organisasional.
Manajemen memiliki tingkatan-tingkatan tertentu dalam perusahaan. Tingkatan-tingkatan manajemen menunjukkan tingkat tanggung jawab manajer dalam perusahaan. Susunan tingkatan manajemen dalam perusahaan dapat dilihat dalam bagan berikut:

           
Manajemen puncak menduduki tingkatan teratas dalam manajemen sebuah perusahaan. Manajemen puncak bertanggung jawab terhadap keseluruhan perusahaan. Manajemen puncak merupakan menajer yang diberi wewenang penuh oleh pemegang saham untuk mengelola dana.  Manajemen puncak bertanggung jawab secara langsung kepada pemegang saham. Manajemen puncak terdiri dari manajer-manajer yang berada posisi presiden, direktur utama (Chief Executive Officer-CEO), direktur keuangan (Chief Financial Officer-CFO), dan wakil presiden eksekutif.
Manajemen tingkat menengah bekerja di tingkat menengah sebuah perusahaan. Contoh manajemen tingkat menengah antara lain: kepala departemen, kepala divisi, manajer kendali mutu, manajer penjualan wilayah, manajer pabrik, direktur laboratorium penelitian. Manajemen tingkat menengah bertanggung jawab kepada manajemen puncak.
Manajemen pengawas berada di tingkat paling bawah dan langsung terlibat dengan kegiatan karyawan di sebuah perusahaan. Manajemen pengawas bertanggung jawab secara langsung atas karyawan-karyawan yang berada di bawah kepemimpinan mereka. Manajemen pengawas terdiri dari majajer-manajer yang menduduki posisi manajer akun, supervisor, manajer lini, kepala bagian, dan kepala kantor.

2.2              Peran-peran Manajer
Manajer suatu perusahaan memiliki peran-peran penting dalam melakukan kegiatan di dalam perusahaan. Menurut Sule dan Saefullah (2008:7) Henry Mintzberg melakukan pengamatan terhadap manajer, kemudian menyimpulkan bahwa manajer melakukan peran-peran (roles) tertentu yang dibagi dalam tiga kelompok, yaitu peran informasi, peran interpersonal, dan peran keputusan.
Peran informasi merupakan peran manajer untuk membangun dan merawat jaringan-jaringan informasi. Peran informasi terdiri dari tiga peran, yaitu peran monitor, peran penyebar informasi, dan peran juru bicara. Peran monitor merupakan peran manajer mencari informasi terbaru dari berbagai sumber informasi. Peran penyebar informasi merupakan peran manajer menyebarluaskan informasi kepada semua pihak. Peran juru bicara merupakan peran manajer sebagai penyampai informasi dari dalam perusahaan kepada pihak lain.
Peran interpersonal merupakan peran manajer untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain. Peran interpersonal terdiri dari tiga peran, yaitu peran figur pemimpin, peran pemimpin, dan peran penghubung. Peran figur pemimpin merupakan peran manajer mewakili perusahaan secara formal. Peran pemimpin merupakan peran manajer yang mencakup hubungan manajer dengan karyawan perusahaan. Peran penghubung merupakan  peran manajer untuk pengadaan sumber informasi dari luar perusahaan.
Peran keputusan manajer merupakan peran manajer yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam bersikap dan bertindak untuk menentukan arah dan tujuan perusahaan. Peran keputusan terdiri dari empat peran, yaitu peran pengusaha, peran penangan gangguan, peran pengalokasian sumber daya, dan peran negosiator. Peran pengusaha merupakan peran manajer untuk memtukan perubahan perusahaan di masa mendatang. Peran penangan gangguan merupakan peran manajer dalam memecahkan konflik yang timbul di dalam perusahaan. Peran pengalokasian sumber daya merupakan peran manajer yang berhubungan dengan keputusan untuk penggunaan sumber daya-sumber daya yang dimiliki perisahaan. Peran negosiator merupakan peran manajer dalam melakukan negosiasi secara formal.

2.3              Tanggung Jawab Manajer Puncak terhadap Pemegang Saham
Manajer-manajer yang berada di tingkat puncak bertanggung jawab penuh terhadap keseluruhan perusahaan. Manajer puncak bertanggung jawab secara langsung terhadap para pemegang saham atas keseluruhan kinerja perusahaan. Manajer puncak bertanggung jawab untuk memuaskan para pemegang saham atas dana yang telah diinvestasikan pada perusahaan. Manajer puncak memiliki tanggung jawab utama untuk memuaskan para pemilik perusahaan. Manajer puncak bertanggung jawab untuk memberikan laporan keuangan yang benar, akurat, dan tepat waktu  kepada pemangku kepentingan (stakeholders). Manajer puncak juga bertanggung jawab untuk mengevaluasi karyawan dan membuat karyawan bertanggung jawab dalam memenuhi tugas dan kewajiban terhadap perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkinerja dengan baik.

2.4              Tindakan Manajer Puncak dalam Upaya Memenuhi Kepentingan Manajer
Manajer puncak dapat melakukan tindakan yang positif dan tindakan yang negatif. Tindakan manajer puncak yang positif dan negatif dapat memberikan keuntungan dan kerugian bagi perusahaan. Tindakan manajer puncak akan memberikan dampak yang besar terhadap kinerja perusahaan.

2.4.1        Tindakan Manajer Puncak yang Positif
Tindakan manajer yang positif memberikan gambaran terhadap nilai positif perusahaan. Manajer puncak menerapkan sistem pengawasan dan akuntabilitas yang baik, sehingga karyawan dapat berkinerja secara efektif dan efisien. Manajer menyampaikan laporan keuangan perusahaan tepat pada waktunya kepada para pemangku kepentingan (stakeholders). Manajer memimpin perusahaan dengan baik agar perusahaan memperoleh laba yang tinggi, dengan demikian manajer dapat memperoleh kompensasi yang besar. Manajer berkinerja dengan baik agar dapat mempertahankan posisi jabatan manajer puncak.

2.4.2        Tindakan Manajer Puncak yang Negatif
Ada beberapa tindakan manajer puncak yang negatif. Manajer membuat keputusan-keputusan yang memberikan keuntungan bagi diri sendiri daripada bagi para pemegang saham. Sebagai contoh, manajer puncak membeli mobil dinas mewah untuk kepentingan pribadi. Hal ini tentu saja memerlukan biaya yang sangat tinggi. Contoh lainnya, manajer puncak melakukan perjalanan dinas yang mahal, padahal hal tersebut tidak diperlukan untuk mengelola bisnis perusahaan.
Manajer puncak memperoleh kompensasi yang terlalu tinggi dari perusahaan. Hal ini memengaruhi kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat menunjukkan kinerja yang baik maupun buruk. Sebagai contoh, manajer puncak yang menjadi anggota dewan direksi internal tidak akan menyampaikan keluhan kompensasi manajer puncak yang terlalu berlebihan, karena manajer puncak sendiri yang merasakan keuntungan  tersebut.
Tindakan manajer puncak yang negatif lainnya, yaitu memanipulasi laporan keuangan perusahaan dengan cara menggembungkan laba perusahaan dan mengurangi beban-beban perusahaan kemudian melaporkan kinerja perusahaan yang tinggi.  Perusahaan yang memiliki kinerja buruk dapat dilaporkan menjadi perusahaan yang berkinerja baik. Laporan keuangan yang tidak seharusnya dilaporkan menjadi laporan keuangan yang wajar. Para pemegang saham akan merasa lebih puas jika laba perusahaan tinggi. Hal lain yang lebih jauh lagi yaitu manajer puncak perusahaan yang memiliki saham di perusahaan membuat laporan keuangan yang menguntungkan untuk memastikan nilai sahamnya tetap tinggi, sehingga manajer puncak dapat menjual kepemilikan saham tersebut.
Manajer puncak dapat memanipulasi laporan keuangan dengan bekerja sama dengan dewan direksi dan auditor independen perusahaan. Dewan direksi juga memiliki konflik kepentingan agar memperoleh kompensasi yang besar, sehingga ikut menyetujui laporan keuangan yang tidak seharusnya. Auditor independen  juga memiliki konflik kepentingan agar dipilih lagi sebagai tim auditor periode berikutnya, sehingga auditor independen dengan mudah mensertifikasi laporan keuangan perusahaan yang tidak seharusnya disertifikasi.

2.5              Dampak Konflik Kepentingan Manajer Puncak terhadap Pemegang Saham
Manajer puncak perusahaan memiliki peluang yang sangat besar untuk melakukan konflik kepentingan. Konflik kepentingan manajer terjadi akibat adanya tindakan manajer puncak yang negatif. Hal ini memberikan dampak yang sangat besar terhadap persahaan, pemegang saham, dan puhak-pihak lain di luar perusahaan.
Tindakan manajer yang negatif, seperti melakukan keputusan-keputusan yang tidak seharusnya dilakukan dapat mengakibatkan beban perusahaan tinggi, sehingga berpengaruh terhadap laba perusahaan. Dengan demikian, para pemegang saham akan memperoleh pengambalian yang rendah atas investasi dana pada perusahaan.
Tindakan manajer yang memperoleh kompensasi yang terlalu besar dari perusahaan dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Beban gaji eksekutif terlalu besar, sehingga laba perusahaan terlalu rendah. Hal ini dapat mengakibatkan kinerja perusahaan buruk, sehingga para pemegang saham akan memperoleh pengembalian yang rendah atas investasi dana pada perusahaan. Para pemegang saham seringkali merasa kecewa atas kompensasi manajer puncak yang terlalu besar.
            Manipulasi laporan keuangan dapat memberikan dampak yang sangat besar terhadap para pemegang saham. Laporan keuangan tersebut dapat menyesatkan para pemegang saham dalam menginvestasikan dana di perusahaan. Para pemegang saham menggunakan laporan keuangan sebagai acuan untuk menanamkan modal pada suatu perusahaan. Para pemegang saham dapat membeli saham manajer puncak pada saat perusahaan dilaporkan dalam kondisi kinerja yang baik. Para pemegang saham akan mengalami kerugian yang besar  pada saat kondisi yang sebenarnya terungkap. Para pemegang saham akan menanggung seluruh kerugian atas investasi dana pada perusahaan. Sedangkan manajer puncak akan memperoleh keuntungan yang besar atas kerugian para pemegang saham perusahaan.
            Contoh nyata dampak akibat terjadinya manipulasi laporan keuangan di luar negeri, yaitu skandal Enron Corporation, WorldCom, dan Xerox. Arthur Andersen merupakan perusahaan akuntansi yang menangani audit Enron Corporation dan WorldCom. WorldCom merupakan sebuah perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat. worldCom meminta perlindungan kepailitan kepada pemerintah amerika Serikat atas utang-utang perusahaan. WorldCom juga tersandung skandal laporan akuntansi sebesar US $3,85 miliar. Manajer puncak Enron Corporation membuat laporan keuangan yang menyesatkan para pemegang saham. Para pemegang saham percaya dengan kinerja perusahaan. Enron Coporation menciptakan pandangan yang baik atas kinerja perusahaan, kemudian manajer puncak perusahaan menjual kepemilikan saham manajer puncak dengan harga tinggi. Manajer puncak memperoleh keuntungan yang sangat besar atas penjual saham tersebut, akan tetapi para pemegang saham mengalami kerugian yang sangat besar. Xerox juga telah dianggap melakukan kebohongan publik melalui manipulasi laporan keuangan perusahaan pada tahun 1997 sampai tahun 2000 karena dianggap mencantumkan informasi yang salah dalam laporan keuangan perusahaan.
Contoh nyata kasus manipulasi keuangan di Indonesia, yaitu skandal manipulasi laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk. PT. Kimia Farma Tbk. telah diaudit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) pada tanggal 31 Desember 2001. Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Kesalahan penyajian laporan keuangan berkaitan dengan persediaan yang timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan.

2.6              Tindakan Pemegang Saham dalam Upaya Mencapai Kepuasan
Para pemegang saham melakukan tindakan-tindakan untuk memastikan bahwa manajer puncak telah menjalankan tanggung jawab terhadap para pemegang saham. Tindakan yang dilakukan oleh para pemegang saham, yaitu tata kelola keuangan perusahaan, usaha aktivisme pemegang saham, negosiasi para pemegang saham, restrukturisasi dewan direksi, dan pengendalian laporan keuangan.
Pengendalian yang dilakukan para pemegang saham, yaitu tata kelola perusahaan (corporate governance). Tata kelola perusahaan melibatkan pengawasan oleh manajemen perusahaan. Manejer puncak secara tidak langsung dikendalikan oleh tata kelola perusahaan. Para pemegang saham mencoba untuk memastikan bahwa manajer puncak telah membuat keputusan-keputusan yang efektif bagi kinerja dan nilai perusahaan.
Para pemegang saham melakukan usaha aktivisme pemegang saham. Menurut Madura (2007:81) aktivisme pemegang saham merupakan usaha aktif oleh pemegang saham untuk memengaruhi kebijakan manajemen perusahaan. Usaha ini khususnya dilakukan ketika para pemegang saham tidak puas terhadap gaji eksekutif perusahaan atau kebijakan-kebijakan manajer puncak lainnya.
Para pemegang saham juga mencoba bertemu langsung dengan manajer puncak perusahaan dan megungkapkan ketidakpuasan para pemegang saham atas kinerja perusahaan yang buruk. Para pemegang saham dapat melakukan negosiasi dengan manajer puncak agar memperbaiki kinerja perusahaan. Hal ini tidak berarti para pemegang saham mendikte manajer puncak, akan tetapi memastikan bahwa manajer puncak telah mengambil keputusan-keputusan yang mengutamakan kepentingan para pemegang saham.
Tindakan lain yang dapat dilakukan para pemegang saham untuk mencapai kepuasannya, yaitu para pemegang saham merestrukrurisasi dewan direksi perusahaan untuk memastikan bahwa susunan dewan direksi dapat melayani para pemegang saham secara efektif. Para pemegang saham dapat  menunjuk bekas manajer di dalam dewan direksi perusahaan. Para pemegang saham cenderung menyukai perusahaan yang memiliki lebih banyak dewan direksi eksternal, karena dewan direksi eksternal dapat mengusulkan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan para pemegang saham.
Menurut Madura (2007:407) para pemegang saham mencoba untuk memiliki kendali atas manajemen sebuah perusahaan dengan meninjau laporan keuangan yang diterbitkan secara triwulan. Para pemegang saham dapat mempercayakan akuntabilitas laporan keuangan perusahaan melalui proses pengendalian internal. Proses pengendalian internal melengkapi tugas auditor internal dan auditor eksternal. Menurut Madura (2007:462) proses pengendalian internal merupakan suatu sistem yang akan menghasilkan pelaporan informasi keuangan yang akurat serta tepat waktu dan menerapkan pengendalian atas informasi tersebut. Para pemegang saham akan mendapatkan informasi mengenai kinerja perusahaan dan kondisi keuangan terakhir perusahaan. Sabarnes-Oxley Act (SOX) sangat memengaruhi proses pengendalian internal. Auditor internal dan auditor eksternal diharuskan untuk melaksanakan dan mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam Sabarnes-Oxley Act (SOX). Sabarnes-Oxley Act (SOX) merupakan salah satu usaha untuk mencegah terjadinya manipulasi laporan keuangan perusahaan. Sabarnes-Oxley (SOX) bertujuan untuk melindungi kepentingan para pemegang saham melalui penyampaian laporan keuangan perusahaan yang bertanggung jawab.

3.                  Penutup
3.1       Kesimpulan
Tindakan manajer puncak yang negatif dapat menimbulkan konflik kepentingan manajer puncak. Konflik kepentingan manajer puncak dapat merugikan para pemegnga saham. Para pemegang saham dapat memperoleh pengembalian yang tidak sebanding atas investasi dana di perusahaan. Para pemegang saham juga dapat kehilangan investasi dana akibat konflik kepentingan manajer yang memenipulasi laporan keuangan perusahaan. Manajer puncak bertanggung jawab memenuhi kepuasan pemegang saham, karena kepuasan pemegang saham merupakan prioritas utama perusahaan.

3.2       Saran
Manajer puncak perusahaan harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan para pemegang saham. Karena manajer puncak dapat bekerja dan memperoleh gaji yang besar dari investasi para pemegang saham. Manajer puncak harus menjalankan tanggung jawab secara penuh agar perusahaan dapat berkinerja dengan tanpa ada rekayasa, sehingga perusahaan dapat dipercaya publik.

DAFTAR RUJUKAN
Daft, Ricard.L. 2010. Era Baru Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Madura, Jeff. 2007. Pengantar Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah. 2008. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group